Macam
– Macam Tentang Polusi
1. Pencemaran
Udara
a. Definisi
Adalah Polusi udara atau pencemaran udara adalah polusi/pencemaran
yang
terjadi di udara yang disebabkan adanya polutan yang berupa gas maupun zat
partikel.
terjadi di udara yang disebabkan adanya polutan yang berupa gas maupun zat
partikel.
Contoh
polutan di udara: CO, CO2, HzS, COz, SOZ, NO2, pembakaran batu bara
(menghasilkan sulfur dioksida), radiasi nuklir, dan lain-lain.
(menghasilkan sulfur dioksida), radiasi nuklir, dan lain-lain.
Kehadira atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi diasmosfer dalam
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas,
radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara
mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global.
b.
Polutan Polusi Udara
Pengertian Polutan adalah suatu zat yang menjadi sebab pencemaran terhadap lingkungan. Jadi, polutan disebut juga sebagai zat pencemar. Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai zat pencemar atau polutan apabila zat atau bahan tersebut mengalami hal-hal sebagai berikut.
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal/ambangbatas.
2. Berada pada tempat yang tidak semestinya.
3. Berada pada waktu yang tidak tepat.
Pengertian Polutan adalah suatu zat yang menjadi sebab pencemaran terhadap lingkungan. Jadi, polutan disebut juga sebagai zat pencemar. Suatu zat atau bahan dapat disebut sebagai zat pencemar atau polutan apabila zat atau bahan tersebut mengalami hal-hal sebagai berikut.
1. Jumlahnya melebihi jumlah normal/ambangbatas.
2. Berada pada tempat yang tidak semestinya.
3. Berada pada waktu yang tidak tepat.
B. Macam-macam Polutan Berdasarkan sifatnya, polutan dapat
dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Polutan biodegredable adalah polutan yang dapat diuraikan oleh proses alam.
Contoh: kayu, kertas, bahan sisa makanan, sampah dll.
2. Polutan non biodegredable adalah polutan yang tidak dapat diuraikan oleh
proses alam sehingga akan tetap berada pada lingkungan tersebut untuk jangka
waktu yang sangat lama. Contoh: gelas, kaleng, pestisida, residu radioaktif, dan
logam toksik.
menjadi 2 (dua), yaitu:
1. Polutan biodegredable adalah polutan yang dapat diuraikan oleh proses alam.
Contoh: kayu, kertas, bahan sisa makanan, sampah dll.
2. Polutan non biodegredable adalah polutan yang tidak dapat diuraikan oleh
proses alam sehingga akan tetap berada pada lingkungan tersebut untuk jangka
waktu yang sangat lama. Contoh: gelas, kaleng, pestisida, residu radioaktif, dan
logam toksik.
Berdasarkan wujudnya, polutan dapat dibedakan menjadi 3
(tiga), yaitu:
1. Polutan padat, misalnya kertas, kaleng, besi, logam, plastik, dan Iain-Iain.
2. Polutan cair, misalnya tumpahan minyak, pestisida, detergen, dan sebagainya.
3. Polutan gas, misalnya CFC, karbondioksida, karbon monoksida, metana, dan Iain-Iain.
1. Polutan padat, misalnya kertas, kaleng, besi, logam, plastik, dan Iain-Iain.
2. Polutan cair, misalnya tumpahan minyak, pestisida, detergen, dan sebagainya.
3. Polutan gas, misalnya CFC, karbondioksida, karbon monoksida, metana, dan Iain-Iain.
Polutan Udara Pencemaran udara adalah pencemaran akibat masuknya
bahan atau zat asing, energi, dan komponen lainnya ke udara.Zat-zat pencemar
(polutan) yang ada di udara umumnya berupa debu, asap, dan gas buangan hasil
pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak dan batubara oleh kendaraan atau
alat transportasi dan mesin-mesin pabrik. Gas buangan yang mengandung zat yang
berbahaya, misalnya asap, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (C02), sulfur
oksida (S02), nitrogen oksigen (NO, N02, NOx), CFC, dan sebagainya.
Sifat
polutan adalah sebagai berikut:
1.
Merusak
untuk sementara, tetapi jika telah bereaksi dengan zat lingkungan tidak merusak
lagi.
2.
Merusak
dalam jangka waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak jika konsentrasinya rendah.
Akan tetapi, dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh sampai
tingkat yang merusak.
c. Indikator Polusi Udara
INDIKATOR FISIK
Indikator fisik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya polusi udara adalah:
Sifat-sifat udara yang dapat diamati
INDIKATOR KIMIA
ISPU: Indeks Standar Pencemar Udara
Jenis Polutan yang dipantau:
CO, SO2, NO2, O3, Materi Partikulat
INDIKATOR BIOLOGI
Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi polutan di udara dapat dijadikan sebagai Indikator Biologi
Contoh indikator biologi : lumut kerak
INDIKATOR FISIK
Indikator fisik yang dapat digunakan untuk mengetahui adanya polusi udara adalah:
Sifat-sifat udara yang dapat diamati
INDIKATOR KIMIA
ISPU: Indeks Standar Pencemar Udara
Jenis Polutan yang dipantau:
CO, SO2, NO2, O3, Materi Partikulat
INDIKATOR BIOLOGI
Makhluk hidup yang rentan pada perubahan konsentrasi polutan di udara dapat dijadikan sebagai Indikator Biologi
Contoh indikator biologi : lumut kerak
d. Dampak Polusi Udara
· Dampak Kesehatan
Substansi pencemar yang
terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar
ke dalam tubuh
bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat
tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran
kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar
diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai
adalah ISNA (infeksi
saluran napas atas), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan
pernapasa lainnya. Beberapa zat
pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik memperkirakan dampak pencemaran
udara di Jakarta yang
berkaitan dengan kematian prematur,
perawatan rumah sakit, berkurangnya
hari kerja efektif, dan ISNA pada
tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun
rupiah dan akan meningkat menjadi
4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
· Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah
dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan
penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam.
Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
· Hujan asam
pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di
atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
·
Mempengaruhi kualitas air permukaan
·
Merusak tanaman
·
Melarutkan logam-logam berat yang
terdapat dalam tanah sehingga
memengaruh kualitas air tanah dan air permukaan
memengaruh kualitas air tanah dan air permukaan
·
Bersifat korosif sehingga merusak
material dan bangunan
·
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas
matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
· Dampak
dari pemanasan global adalah:
ü
Peningkatan suhu rata-rata bumi
ü
Pencairan es di kutub
ü
Perubahan iklim regional dan global
ü
Perubahan siklus hidup flora dan fauna
· Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi memfilter radiasiultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang
mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian
molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk
lubang-lubang pada lapisan ozon.
e. Cara Penanggulangan Pencemaran Udara
Untuk dapat menanggulangi terjadinya
pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan
bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbon
monoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara
sempurna, selain itu pengolahan/daur ulang atau penyaringan limbah asap
industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak
sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara
sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohonpohon pengganti
yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan,
melainkan dengan cara mekanik.
2.
POLUSI/PENCEMARAN AIR
a. Definisi
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Walaupun
fenomena
alam seperti gunung
berapi, badai,
gempa bumi
dll juga mengakibatkan perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini
tidak dianggap sebagai pencemaran.
Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Jutaan orang bergantung pada Sungai Gangga yang tercemar.
Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi dan
revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional
hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah
penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat atas
kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal
karena penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita
polusi air hingga tingkatan tertentu , dan hampir 500 juta orang tidak memiliki
akses terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan
masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang
dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada
kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen
dari danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil
persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.
Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik
dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau
mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas
penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti gunung berapi, algae
blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan perubahan besar dalam kualitas
air dan status ekologi air.
b.
Polusi/ Pencemar AIR
polusi/pencemaran yang terjadi di
udara yang disebabkan adanya polutan yangberupa gas maupun zat partikel.
Contoh polutan di udara: CO, CO2,
HzS, COz, SOZ, NO2, pembakaran batu bara (menghasilkan sulfur dioksida),
radiasi nuklir, dan lain-lain.
pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal
dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
·
Sampah organik seperti air comberan (sewage)
menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen pada air yang menerimanya yang
mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh
ekosistem.
·
Industri membuang berbagai macam polutan
ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan.
Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
·
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke
sungai seperti di sungai citarum
·
pencemaran air oleh sampah
·
Penggunaan bahan peledak untuk menangkap
ikan
c.
Indikator Pencemaran Air
Indikator atau
tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
·
Pengamatan
secara fisis, yaitu
pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air (kekeruhan),
perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
·
Pengamatan
secara kimiawi, yaitu
pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan
pH
·
Pengamatan
secara biologis, yaitu
pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air,
terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
d. Dampak
Pencemaran Air
1 . Dampak lingkungan
- menyebabkan banjir
- Erosi
- Kekurangan sumber air
- Dapat membuat sumber penyakit
- Tanah Longsor
- Dapat merusak Ekosistem sungai
1 . Dampak lingkungan
- menyebabkan banjir
- Erosi
- Kekurangan sumber air
- Dapat membuat sumber penyakit
- Tanah Longsor
- Dapat merusak Ekosistem sungai
2. Dampak Mahluk Hidup
- Kerugian
untuk Nelayan
- Ikan- ikan pada mati
- Air nya pada kotor tidak bisa di gunakan lagi
- Ikan- ikan pada mati
- Air nya pada kotor tidak bisa di gunakan lagi
e.
Cara Penanggulangan Pencemaran AIR
Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain
tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri
secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam
selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa
pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak
menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
Pencemaran air yang telah terjadi
secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk
dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui
pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat
meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini
terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri.
Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka
limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada
proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.
Pengolahan
limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke
tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di
suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang
ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat
setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk
keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga
berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna,
misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat
digunakan sebagai pupuk.
3.
PENCEMARAN TANAH
a. Definisi
a. Definisi
Secara
pengertian, Pencemaran Tanah
adalah semua keadaan dimana polutan
masuk kedalam lingkungan tanah sehingga menurunkan kualitas tanah tersebut.
Dimana Polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar baik berupa zat kimia, debu,
panas, suara, radiasi, dan mikro organisme.
Banyak hal yang bisa menjadi Penyebab Pencemaran Tanah, seperti terjadinya kebocoran limbah kimia dan polutan-polutan yang dihasilkan oleh proses industri, penggunaan pestisida, masuknya air tercemar kedalam lapisan sub-permukaan, merembesnya minyak, zat kimia, atau limbah beradiasi kedalam tanah, sampah, dan lainnya.
Zat-zat yang masuk kedalam tanah tersebut sangat berbahaya, karena cenderung untuk mengendap dan berubah menjadi zat beracun di tanah, yang tentu saja berdampak langsung terhadap kehidupan manusia secara langsung, karena pencemaran tanah mampu membuat pencemaran terhadap air dan udara disekitarnya.
Banyak hal yang bisa menjadi Penyebab Pencemaran Tanah, seperti terjadinya kebocoran limbah kimia dan polutan-polutan yang dihasilkan oleh proses industri, penggunaan pestisida, masuknya air tercemar kedalam lapisan sub-permukaan, merembesnya minyak, zat kimia, atau limbah beradiasi kedalam tanah, sampah, dan lainnya.
Zat-zat yang masuk kedalam tanah tersebut sangat berbahaya, karena cenderung untuk mengendap dan berubah menjadi zat beracun di tanah, yang tentu saja berdampak langsung terhadap kehidupan manusia secara langsung, karena pencemaran tanah mampu membuat pencemaran terhadap air dan udara disekitarnya.
b.
Polutan Polusi Udara
Sumber
pencemar tanah, karena pencemaran tanah tidak jauh beda atau bisa
dikatakanmempunyai hubungan erat dengan pencemaran udara dan pencemaran air,
maka sumber pencemar udara dan sumber pencemar air pada umumnya juga
merupakan sumber pencemar tanah.Sebagai contoh gas-gas oksida karbon,
oksida nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang
larut dalam air hujan dan turun ke tanah dapat menyebabkanterjadinya hujan asam
sehingga menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah.Air permukaan tanah yang
mengandung bahan pencemar misalnya tercemari zatradioaktif, logam berat dalam
limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah sakit, sisa-sisa pupuk dan
pestisida dari daerah pertanian, limbah deterjen, akhirnya juga
dapatmenyebabkan terjadinya pencemaran pada tanah daerah tempat air permukaan
ataupun tanahdaerah yang dilalui air permukaan tanah yang tercemar
tersebut.Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk danmengubah sifat fisik, kimia, dan biologi dari tanah yang
tercemari.Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah,
maka ia dapatmenguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalamtanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun
di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada
manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah danudara di atasnya.
Pencemaran
ini biasanya terjadi karena limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
dengan tidak memenuhi syarat pengolahan limbah
- kebocoran
limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial
- penggunaan
pestisida
- masuknya air permukaan tanah yang tercemar
ke dalam lapisan sub permukaan
- kecelakaan
kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah
- air
limbah dari tempat penimbunan sampah
c. Indikator Polusi
1. Secara Fisik
fisik meliputi pengukuran tentang warna, bau, suhu, dan radioaktivitas.
2. Secara Kimia
Secara kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar
logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajikan pengukuran pH air
yang terkandung dalam tanah, kadar CO2, dan oksigen terlarut.
1. Secara Fisik
fisik meliputi pengukuran tentang warna, bau, suhu, dan radioaktivitas.
2. Secara Kimia
Secara kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar
logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajikan pengukuran pH air
yang terkandung dalam tanah, kadar CO2, dan oksigen terlarut.
d. Dampak Pencemaran Tanah
Dampak
Pencemaran Tanah bagi kesehatan sudah sangat jelas
sekali, seperti mampu mengakibatkan Leukemia, kerusakan ginjal, keracunan hati,
gangguan saraf otot, gangguan sistem saraf pusat, sakit kepala, iritasi pada
mata dan kulit, dan bahkan mampu menyebabkan kematian.
Belum lagi dampak bagi Ekosistem Lingkungan, pencemaran terhadap tanah mampu mengakibatkan perubahan terhadap ekosistem yang hidup didalam dan diatas tanah terutama metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Tentu saja hal ini mengakibatkan kepunahan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang secara langsung akan memberikan akibat besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Bahkan, efek kimia dan zat beracun lain yang masuk kedalam ekosistem lingkungan tanah lama-lama akan masuk kedalam tubuh mahluk penghuni piramida makanan tingkat atas seperti manusia, bahkan akan mampu mengubah genetika manusia yang lama-kelamaan mampu memusnahkan manusia itu sendiri.
Oleh karena begitu berbahayanya pencemaran tanah ini, sangat diperlukan bagi kita manusia untuk berperan aktif membersihkan dan mengurangi bahkan menghilangkan
Belum lagi dampak bagi Ekosistem Lingkungan, pencemaran terhadap tanah mampu mengakibatkan perubahan terhadap ekosistem yang hidup didalam dan diatas tanah terutama metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Tentu saja hal ini mengakibatkan kepunahan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang secara langsung akan memberikan akibat besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.
Bahkan, efek kimia dan zat beracun lain yang masuk kedalam ekosistem lingkungan tanah lama-lama akan masuk kedalam tubuh mahluk penghuni piramida makanan tingkat atas seperti manusia, bahkan akan mampu mengubah genetika manusia yang lama-kelamaan mampu memusnahkan manusia itu sendiri.
Oleh karena begitu berbahayanya pencemaran tanah ini, sangat diperlukan bagi kita manusia untuk berperan aktif membersihkan dan mengurangi bahkan menghilangkan
e. Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah
Langkah Penangulangan
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.
Ada beberapa langkah penangan untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
a. Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar.
Hal yang perlu diketahui sebelum dilakukan remidiasi adalah sebagai berikut:
1. Jenis pencemar (organic atau anorganik), terdegradasi/tidak,
berbahaya/tidak,
2. Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut,
3. Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan Fosfat (P),
4. Jenis tanah,
5. Kondisi tanah (basah, kering),
6. Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut,
7. Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada
dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau offsite). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri
dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.Pembersihan off-site
meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang
aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar.
Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar
dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air
limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
b.1. Jenis jenis biomerasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
Biostimulasiv
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
Bioaugmentasiv
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan
nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah
pencemar.
b.2. Proses Biomerasi
Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida melalui proses bioremediasi
ini meliputi beberapa proses, yaitu
1. Detoksikasi, yaitu konversi dari molekul yang bersifat toksik menjadi produk
yangtidak bersifat toksik.
2. Degradasi, yaitu transformasi dari substrat kompleks menjadi produk yang lebih
sederhana.
3. Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa kompleks, atau reaksi penambahan,
dimana suatu organisme dapat menghasilkan substrat yang lebih kompleks dan
mengkombinasikannya dengan pestisida dengan sel metabolis. Konjugasi atau
pembentukan senyawa pengkompleks dapat dihasilkan dari organisme yang
menghasilkan suatu asam amino, asam organik, methyl atau senyawa lain yang
bereaksi dengan polutan membentuk substrat lainnya. Konjugasi adalah salah
satu bentuk bioremediasi dari metabolisme mikroorganisme terhadap fungisida
sodium dimethyldithiocarbamate, dimana mikroorganisme mengkompleks
pestisida dengan asam amino pada sel.
4. Aktivasi, yaitu konversi substrat yang nontoksik menjadi molekul toksik seperti
bahan aktif awal dari pestisida. Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4
dichlorophenoxy) butyric acid ditransformasi dan diaktivasi oleh
mikroorganisme dalam tanah menghasilkan senyawa yang bersifat toksik
terhadap gulma dan serangga. Proses aktivasi ini lebih menekankan pada
efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi residu.
5. Proses defusi, yaitu konversi molekul nontoksik berasal dari pestisida yang
sedang dalam proses aktivasi secara enzimatik, menjadi produk nontoksik yang
tidak lagi dalam proses enzimatik.
6. Perubahan spektrum toksisitas. Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang
tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri
alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami
pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak
bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan
minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.
b.3. Manfaat Biomerasi
1. Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah
tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan
yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat
1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah
mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2. Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3. Bidang Ekonomi
Bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik.
4. Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
5. Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
6. Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik.
7. Bidang Kesehatan
Dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat.
8. Bidang Politik
Isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah yang berkesinambungan didalamnya.
b.4. Keunggulan Biomerasi
- Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan
- Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang
- Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut dengan
lahan yang sempit sekalipun.
- Menghilangkan zat-zat berbahaya
- Menggunakan proses yang bersifat alami
- Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya
- Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang cepat
G. TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH
1. Penanganan Limbah Organik
Limbah organik dapat dimanfaatkan, baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung karena memerlukan proses terlebih dahulu yaitu proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas).
a. Makanan Ternak
Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Di Indonesia, sampah organik berupa sayur-sayuran (contohnya kubis, selada air dan sawi) biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selain untuk hewan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak. Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam ternak.
b. Pengomposan (Composting)
Pengomposan merupakan upaya pengolahan limbah dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses ini adalah bakteri, jamur, khamir dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar pertumbuhan organisme optimum diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembapan udara serta cukupnya kandungan oksigen.
Sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain
1. Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
2. Bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli)
3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal)
4. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan
pupuk buatan.
c. Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukkan sampah organik secara anaerob. Bahan bakunya dapat di ambil dari kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Mengurangi jumlah limbah
2. Sumber energi yang tidak merusak lingkungan
3. Nyala api bahan bakar biogas lebih terang atau bersih
4. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk
2. Penanganan Limbah Anorganik
Limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali memalui proses daur ulang. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang anatara lain plastik, logam dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill, pembakaran (incineration) atau penghancuran (pulverisation).
a. Sanitary Landfill
b. Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
b.1. Jenis jenis biomerasi
Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:
Biostimulasiv
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
Bioaugmentasiv
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi :
1. Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan
nutrien, pengaturan kondisi redoks, optimasi ph, dsb
2. Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu
mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus
3. Penerapan immobilized enzymes
4. Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah
pencemar.
b.2. Proses Biomerasi
Transformasi kimia dari bahan pencemar pestisida melalui proses bioremediasi
ini meliputi beberapa proses, yaitu
1. Detoksikasi, yaitu konversi dari molekul yang bersifat toksik menjadi produk
yangtidak bersifat toksik.
2. Degradasi, yaitu transformasi dari substrat kompleks menjadi produk yang lebih
sederhana.
3. Konjugasi, yaitu pembentukan senyawa kompleks, atau reaksi penambahan,
dimana suatu organisme dapat menghasilkan substrat yang lebih kompleks dan
mengkombinasikannya dengan pestisida dengan sel metabolis. Konjugasi atau
pembentukan senyawa pengkompleks dapat dihasilkan dari organisme yang
menghasilkan suatu asam amino, asam organik, methyl atau senyawa lain yang
bereaksi dengan polutan membentuk substrat lainnya. Konjugasi adalah salah
satu bentuk bioremediasi dari metabolisme mikroorganisme terhadap fungisida
sodium dimethyldithiocarbamate, dimana mikroorganisme mengkompleks
pestisida dengan asam amino pada sel.
4. Aktivasi, yaitu konversi substrat yang nontoksik menjadi molekul toksik seperti
bahan aktif awal dari pestisida. Sebagai contoh, herbisida 4- (2,4
dichlorophenoxy) butyric acid ditransformasi dan diaktivasi oleh
mikroorganisme dalam tanah menghasilkan senyawa yang bersifat toksik
terhadap gulma dan serangga. Proses aktivasi ini lebih menekankan pada
efisiensi penggunaan pestisida, atau aktivasi residu.
5. Proses defusi, yaitu konversi molekul nontoksik berasal dari pestisida yang
sedang dalam proses aktivasi secara enzimatik, menjadi produk nontoksik yang
tidak lagi dalam proses enzimatik.
6. Perubahan spektrum toksisitas. Contoh bioremediasi bagi lingkungan yang
tercemar minyak bumi. Yang pertama dilakukan adalah mengaktifkan bakteri
alami pengurai minyak bumi yang ada di dalam tanah yang mengalami
pencemaran tersebut. Bakteri ini kemudian akan menguraikan limbah minyak
bumi yang telah dikondisikan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
kebutuhan hidup bakteri tersebut. Dalam waktu yang cukup singkat kandungan
minyak akan berkurang dan akhirnya hilang, inilah yang disebut sistem bioremediasi.
b.3. Manfaat Biomerasi
1. Bidang Lingkungan
Pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan bahkan mengubah limbah
tersebut menjadi ramah lingkungan. Contoh bioremediasi dalam lingkungan
yakni telah membantu mengurangi pencemaran dari pabrik, misalnya saat
1979, supertanker Exxon Valdez di Alaska, lebih dari 11juta gallon oli mentah
mengalir, tetapi bakteri pemakan oli membantu mengurangi pencemaran laut yang lebih jauh lagi.
2. Bidang Industri
Bioremediasi telah memberikan suatu inovasi baru yang membangkitkan semangat industri sehingga terbentuklah suatu perusahaan yang khusus bergerak dibidang bioremediasi, contohnya adalah Regenesis Bioremediation Products, Inc., di San Clemente, Calif.
3. Bidang Ekonomi
Bioremediasi menggunakan bahan bahan alami yang hasilnya ramah lingkungan, sedangkan mesin-mesin yang digunakan dalam pengolahan limbah memerlukan modal dan biaya yang jauh lebih, sehingga bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang lebih baik.
4. Bidang Pendidikan
Penggunaan microorganisme dalam bioremediasi, dapat membantu penelitian terhadap mikroorganisme yang masih belum diketahui secara jelas.Pengetahuan ini akan memberikan sumbangan yang besar bagi dunia pendidikan sains.
5. Bidang Teknologi
Bioremediasi memberikan tantangan baru bagi teknologi untuk terus memberikan inovasi yang lebih baik bagi lingkungan.
6. Bidang Sosial
Bioremediasi memberikan solusi ekonomi yang mudah dijangkau dan mudah dilakukan baik bagi rumah tangga dan industri. Dengan begini, limbah rumah tangga dapat dikelola jauh lebih baik.
7. Bidang Kesehatan
Dengan pengelolaan limbah yang baik, pencemaran dapat diminimalisir sehingga kualitas hidup manusia jauh meningkat.
8. Bidang Politik
Isu lingkungan dapat lebih ditekan sehingga para petinggi dapat memfokuskan masalah ke lingkup lain, Bahkan bioremediasi dapat membantu memperbaiki masalah yang berkesinambungan didalamnya.
b.4. Keunggulan Biomerasi
- Meminimalisasi terinfeksinya pekerja lapangan
- Perlindungan kesehatan masyarakat yang berjangka panjang
- Proses pelaksanaan dapat dilakukan langsung di daerah tersebut dengan
lahan yang sempit sekalipun.
- Menghilangkan zat-zat berbahaya
- Menggunakan proses yang bersifat alami
- Mengubah polutan bukan hanya memindahkannya
- Proses degradasi dapat dilaksanakan dalam jangka waktu yang cepat
G. TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH
1. Penanganan Limbah Organik
Limbah organik dapat dimanfaatkan, baik secara langsung (contohnya untuk makanan ternak) maupun secara tidak langsung karena memerlukan proses terlebih dahulu yaitu proses daur ulang (contohnya pengomposan dan biogas).
a. Makanan Ternak
Sampah organik yang mudah rusak dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Di Indonesia, sampah organik berupa sayur-sayuran (contohnya kubis, selada air dan sawi) biasanya dimanfaatkan untuk makanan kelinci, kambing, ayam atau itik. Hal ini sangat menguntungkan karena selain untuk hewan ternak. Namun, sampah organik ini harus dibersihkan dan dipilih terlebih dahulu sebelum dikonsumsi ternak. Jika sampah organik bercampur dengan sampah yang mengandung logam-logam berat, maka dapat terakumulasi di dalam ternak.
b. Pengomposan (Composting)
Pengomposan merupakan upaya pengolahan limbah dengan menggunakan prinsip penguraian bahan-bahan organik menjadi bahan-bahan anorganik oleh aktivitas organisme. Proses pengomposan menghasilkan kompos yang dapat menyuburkan tanah. Organisme yang berperan dalam proses ini adalah bakteri, jamur, khamir dan hewan seperti insekta serta cacing. Agar pertumbuhan organisme optimum diperlukan beberapa kondisi, diantaranya campuran yang seimbang antara komponen karbon dan nitrogen, suhu, kelembapan udara serta cukupnya kandungan oksigen.
Sistem pengomposan memiliki beberapa keuntungan, antara lain
1. Kompos merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak lingkungan
2. Bahan yang dipakai tersedia (tidak perlu dibeli)
3. Masyarakat dapat membuatnya sendiri (tidak memerlukan peralatan yang mahal)
4. Unsur hara dalam pupuk kompos lebih tahan lama jika dibandingkan dengan
pupuk buatan.
c. Biogas
Biogas adalah gas-gas yang dapat digunakan sebagai bahan bakar yang dihasilkan dari proses pembusukkan sampah organik secara anaerob. Bahan bakunya dapat di ambil dari kotoran hewan, sisa-sisa tanaman, atau campuran dari keduanya. Secara garis besar, biogas dapat dibuat dengan cara mencampur sampah organik dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara. Selanjutnya, campuran tersebut dibiarkan selama kurang lebih dua minggu.
Biogas memiliki beberapa kelebihan antara lain:
1. Mengurangi jumlah limbah
2. Sumber energi yang tidak merusak lingkungan
3. Nyala api bahan bakar biogas lebih terang atau bersih
4. Residu dari biogas dapat dimanfaatkan untuk pupuk
2. Penanganan Limbah Anorganik
Limbah anorganik dapat dimanfaatkan kembali memalui proses daur ulang. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang anatara lain plastik, logam dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang harus diolah terlebih dahulu yaitu dengan sanitary landfill, pembakaran (incineration) atau penghancuran (pulverisation).
a. Sanitary Landfill
Gambar 1.1. Teknologi Landfill
Sanitary Landfill merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol denagn sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang tempat, kemudian dipadatkan dengan traktor. Selanjutnya sampah ditutup tanah. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi sistem saluran yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau lingkungan. Pada sanitary landfill juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah. Cara ini sangat menguntungkan karena menghilangkan polusi udara.
b. Pembakaran sampah
Sampah padat di bakar di dalam insinerator. Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Namun, cara relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill yaitu sekitar tiga kali lipatnya.
Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.
Gambar 1.2. Insinerator
c. Penghancuran (Pulverisation)
Pengancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi alat pelumat sampah. Sampah langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.
d. Daur ulang Limbah Organik
Masyarakat indonesia secara tradisional memiliki kebiasaan melakukan daur ulang, misalnya pemulungan sampah, usaha daur ulang di masing-masing rumah tangga dan pengomposan. Daur ulang merupakan salah satu cara untuk untuk mengolah sampah organik maupun anorganik menjadi benda-benda yang bermanfaat.
Daur ulang memiliki potensi yang besar untuk mengurangi timbunan, biaya pengolahan dan tempat pembuangan akhir sampah. Manfaat dari daur ulang adalah adanya produk hasil yang berguna.
e. Daur Ulang Kertas
Salah satu contoh sampah yang dapat di daur ulang adalah sampah kertas. Sampah kertas dapat berasal dari rumah tangga maupun industri, misalnya dari kegiatan administrasi perkantoran, pembungkus dan media cetak. Sampah kertas dapat dimanfaatkan dengan cara didaur ulang. Kertas daur ulang memiliki sentuhan tekhnologi dan seni.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udarahttp://mapegounhalu.blogspot.com/2011/03/makalah-pencemaran-lingkungan.html
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/did-you-know/lingkungan/304-pencemaran-tanah.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa , yang telah berkenan memberikan petunjuk dan kekuatan
kepada penulissehingga Makalah “MAKALAH MACAM- MACAM PENCEMARAN POLUSI” ini,dapat diselesaikan. Makalah ini disusun
dan dibuat berdasarkan materi yang ada.Materi bertujuan agar dapat menambah
pengetahuan dan wawasan siswa dalam belajarmengetahui. MAKALAH MACAM- MACAM
PENCEMARAN POLUSI Serta siswa juga dapat mengetahui nilai-nilai dasar yang
direflesikan dalam berfikir dan bertindak. MAKALAH TEKNIK MACAM- MACAM
PENCEMARAN POLUSI bertujuan untuk menambah wawasan kita dalam mempelajari
tentang kegunaan pada MAKALAH MACAM- MACAM PENCEMARAN POLUSI tersebut.
Garut,9 Febuari 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata
Pengantar.............................................................................................. i
Pendahuluan.................................................................................................
ii
Daftar
Isi........................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Macam-Macam Pencemaran Polusi.................................................. 1
B.
Polutan Pecemaran .......................................................................... 2
C.
Dampak Pencemaran ....................................................................... 3
D.
Indikator Pencemaran....................................................................... 4
BAB II ISI
A.
Polutan Pecemaran Udara,Air, dan Tanah..................................... 5
B.
Dampak Pencemaran Udara,Air, dan Tanah.................................. 10
C.
Indikator Pencemaran Udara,Air, dan Tanah................................. 16
D.
Pengertian Pencemaran Udara,Air, dan
Tanah...............................
18
E.
Cara Penanggulangan Pencemaran Udara,Air, dan
Tanah............. 19
BAB III
PENUTUPAN
A.
Daftar Pustaka................................................................................. 21
B.
Penutup............................................................................................ 22
ii
Kesimpulan dan Penutup
*Kesimpulan
Kesimpulan
nya adala polusi banyak sekali dan bermacam – macam dan bisa membahayakan
lingkungan dan bahkan kita sendiri. Di Indonesia sudah banyak tercemar polusi-polusi udara
misalnya di Jakarta dan di kota-kota lainnya yang di sebabkan oleh manusia itu
sendiri.
Saran
Saran
saya adalah dalam bidang Biologi ini yang menjelaskan tentang
Pencemaran-pencemaran polusi ,kita harus dapat menghentikan
pencemaran-pencemaran yang sudah terjadi dengan menimalisir ke pabrik-pabrik
dan kita sendiri yang membiarkan asap kendaraan .
kita harus menanam penghijauan supaya bisa menyehatkan udara udara yang sudah tercemar !
kita harus menanam penghijauan supaya bisa menyehatkan udara udara yang sudah tercemar !
*Penutup
Alhamdulilah
penulis ucapkan karena makalah ini telah
selesai dan telah dapat di baca oleh semua orang.Terimakasih kepada BAPAK DIDA
yang telah memberikan waktu yang panjang sehingga mempermudah penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Untuk
memenuhi Tugas IPA BIOLOGI .Dan untuk menjadi Referensi lebih lanjut, Dan
semoga Makalah ini bermanfaat bagi yang mempelajari nya.
B. Tujuan
Untuk
memenuhi nilai prasyarat Tugas .
Mempelajari bersama tentan Pencemaran Polusi di
Lingkungan sekitar.
ii
Tidak ada komentar:
Posting Komentar